Minggu, 11 April 2010

PENGHASILAN DIKALAHKAN OLEH TUKANG PIJAT TRADISIONAL ?

Aduh... tega-tega-teganya...*!?

Terkadang saya tak habis pikir. Hidup ini memang sungguh aneh, tapi benar-benar nyata.

Sepulang dari Genting Highlands dan KL kemaren badan saya terasa capek juga. Maka saya panggillah tukang urut langganan saya ke rumah untuk mengembalikan kesegaran tubuh ini.

Sebagaimana biasa, sambil diurut saya ngobrol ngalor-ngidul dengan ahli terapi kesegaran ini. Dari bincang-bincang lepas ini saya tahu teman ini bisa memijat 5-7 orang pasien tiap hari. Apalagi kalau bertepatan dengan hari libur, bisa melebihi angka tersebut.

Mulailah otak bisnis saya muter hitang-hitung. Kalau saja teman ini mijit 4 orang tiap hari yang tiap orang membayar minimal Rp.50.000,- sekali pijit, maka penghasilan kawan ini per hari adalah 4x50.000 = 200.000/hari. Setalah saya kalikan dengan angka 30 (jumlah hari dalam 1 bulan) maka ketemulah angka = Rp.6.000.000,-

Haah? Saya terperangah... seorang tukang pijit?... Berpenghasilan Rp.6juta/bulan?

Langsung otak liar saya mengejar terus.. Banding sana-sini, termasuk membandingkan dengan diri saya sendiri sewaktu masih di quadrant E (karyawan) dulu. Waktu itu gaji saya cuma 2,5juta/bulan. Itupun penuh perjuangan berdarah-darah selama 13 tahun untuk bisa capai jumlah itu. Padahal, ibarat kata orang, saya makan sekolahan juga kok, sempat jugalah Perguruan Tinggi. Untuk bisa selesaikan pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi aja saya telah menghabiskan waktu 16-17 tahunan. Tak terkira berapa uang orangtua yang sudah saya habiskan untuk ini. Ujung-ujungnya, hanya mendapatkan 2,5 juta /bulan? Lha, teman saya sang "wiraswastawan urut" ini penghasilannya bisa hampir 3 kali lipat dari saya? Saya sangat yakin, insya Allah pendidikannya pasti tidak sehebat saya. Edan.. pikir saya! Kalau saya ingat-ingat masa lalu itu, malu benar saya pada diri ini. Ampunilah hambaMU ini ya Allah!

Untunglah akhirnya saya bisa tersadar, walaupun sudah buang waktu 13 tahun, akhirnya bisa juga saya jadi pengusaha. Sekarang saya menentukan sendiri berapa penghasilan yang saya mau, termasuk menentukan kapan saya mau bekerja atau jalan-jalan. Bahkan sewaktu saya jalan-jalanpun, bisnis saya tetap jalan. Alhamdulillahi rabbil 'alamin.

Bagaimana dengan teman2...? Yuk kita bangkit, sekarang juga!

Salam bangkitlah Indonesia-ku!
Bangkitlah bangsa-ku!

Selasa, 06 April 2010

CARA AMAN BEKERJA SAMBIL KULIAH + INCOME DOBEL !

KEMANA SETAMAT SLTA / KULIAH ?

Dalam kondisi seperti sekarang ini memanglah perlu sabuk pengaman. Bukan hanya saat berkendara di jalan raya, atau saat naik pesawat terbang saja, tapi juga dibidang pendidikan & pekerjaan.

Dikedua bidang ini kita harus benar2 aman dan sukses. Begitu pula dengan anak2 kita yang baru saja lulus SLTA atau yang baru saja Wisuda Sarjana/S1. Mereka harus Aman dan Sukses!  Bisa bekerja di perusahaan besar, dan bergaji besar. Akur?

Tapi malangnya banyak dari tamatan SLTA ini justru tidak bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan kemampuan ekonomi orangtua yang kurang memadai. Maka terpaksalah mereka langsung cari kerja dengan gaji serelanya boss, dan sebagian lagi memaksa diri pergi makan anggur (nganggur). Sungguh sangat tidak aman dan juga tidak nyaman, bukan?

Sedangkan untuk mereka yang agak lebih beruntung, karena orangtua agak berada, dapatlah melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Tapi masalah berikutnya sudah menunggu: Selesai S1 belum ada jaminan dapat kerja! Padahal sudah kerjakeras untuk lulus kuliah sejak dari SD-SMP-SLTA-PT = 16-17 tahun kan? Kalau kita sebagai orangtuanya, sudah berapa biaya yang sudah kita keluarkan untuk anak kita tercinta ini? Ya sudahlah... tak usah terlalu dipikirkan! Toh tak kan kembali juga uangnya.

SABUK PENGAMAN GANDA

Justru karena itulah, sangat disarankan setamat SLTA kuliahlah di UNIVERSITY OF LIFE (UOL), agar dibulan kedua sudah bisa berpenghasilan jutaan! Ya, belajar di UOL dapat penghasilan! Dan tak perlu takut tak bisa masuk Perguruan Tinggi lagi. Seandainya pengen juga kuliah di Perguruan Tinggi tak perlu merepotkan orangtua, karena sudah bisa bayar uang kuliah sendiri.

Bagi yang sekarang sedang kuliah (mahasiswa) pun harus juga kuliah di UOL Agar tak perlu takut tidak dapat kerja setelah selesai kuliah/S1 nanti. Dan dengan penghasilan dari UOL yang jutaan rupiah per bulan sudah bisa bayar uang kuliah sendiri.
Sedangkan untuk saudara2-ku yang sudah bekerja tapi, maaf, biaya hidup lebih besar dari gaji yang diterima, maka wajib juga kuliah di UOL. Agar dapat penghasilan tambahan jutaan rupiah tiap bulan dari UOL agar tertutupi biaya hidup.

Ingatkan? Kuliah di UOL hanya 1x seminggu, dan bisa pilih di hari libur sehingga tidak akan menggangu kerja.

Itulah yang dimaksud dengan Sabuk Pengaman Ganda!

Salam Bangkitlah Indonesia-ku!

Sabtu, 03 April 2010

BISAKAH PROFESI GURU DIJADIKAN SUMBER PASSIVE INCOME?

"Guru Honor Dipecat"

Masya Allaaah...sudahlah honor, dipecat pula. Itulah judul sebuah headline di halaman utama sebuah koran pagi terbitan 1 April 2010 lalu yang sempat saya baca. Puluhan Guru dari tingkat SD sampai SLTA yang terkenal dengan sebutan "pahlawan tanpa tanda jasa" itupun terpaksa harus menerima nasibnya tanpa bisa berbuat apa-apa. Hanya segitukah penghanghargaan bangsa besar ini pada para pejuang kemanusiaan ini?

Bagaimana kiranya perasaan Anda seandainya pemecatan tersebut menimpa diri Anda yang merupakan tulang punggung keluarga? Sayapun tak bisa membayangkan seandainya hal itu terjadi pada diri saya.

Ironisnya, mereka bukanlah guru2 yang tidak berkwalitas sehingga pantas dipecat. Beberapa diantara mereka bahkan merupakan guru-guru favorit dan sangat disenangi oleh murid-muridnya. Ada juga yang merupakan perintis berdirinya sekolah tempat mereka dipecat.

Anda mungkin pernah mendengar berapa sih gaji mereka per bulannya sebagai guru honor. Betul, hanya sekitar Rp.150ribuan / bulan. Cukup untuk apa uang segitu? Dengan pemecatan mereka itu maka berhentilah rejeki itu menetes.

Mimpi Saya Mulai Jadi Kenyataan

Sejak masih kecil dulu saya memang sudah punya cita-cita ingin punya sebuah sekolah khusus untuk orang-orang kurang mampu. Sekarang mimpi itu sudah mulai jadi kenyataan dengan keberadaan University Of Life (UOL). Bahkan, yang terjadi bukanlah hanya sekolah untuk orang-orang kurang mampu saja. Memang awalnya UOL ditujukan untuk membantu adik-adik tamatan SLTA & Mahasiswa/S1 yang sulit mendapat pekerjaan. Tapi juga bisa untuk guru-guru kurang mampu seperti teman-teman kita yang dipecat tadi. Karena biaya kuliah di UOL sangat terjangkau. Dan, tidak tertutup kesempatan juga untuk guru-guru lain seperti dosen, trainer, motivator yang walaupun tidak/belum dipecat (mudah-mudah jangan ya) tapi tetap saja kurang mampu dalam hal membiayai kebutuhan hidup mereka sekeluarga. Hal ini tentu sudah sama-sama kita mafhum dikarenakan kecilnya income guru pada umumnya.

Jadi, Guru bisa passive income?

Ya, di University of Life memang didisain guru tidak boleh mengajar sampai tua. Mereka diprogram untuk pensiun muda dan kaya-raya. Bagaimana caranya? Itu hal yang mudah!

Semua siswa University of Life diprogram untuk secepatnya bisa mandiri dan membuka unit-unit belajar sendiri-sendiri dengan menggunakan sistem yang sama. Siswa-siswa mereka, kemudian, juga akan melanjutkan membuka unit-unit belajar berikutnya diseluruh wilayah nusantara ini. Semua unit belajar yang dibuka oleh siswa-siswanya itu akan menjadi sumber Passive Income bagi sang guru. Sehingga, sang guru bisa pensiun dan penghasilan tetap jalan (Passive Income). Bahkan, penghasilan guru tersebut tambah lama akan semakin tambah besar dikarenakan siswa-siswa lainnya yang sudah mulai mandiri akan mulai membuka unit-unit belajar baru mereka masing-masing lagi. Anda melihat dahsyatnya potensi income para guru tersebut dengan program pendidikan UOL ini?

Oleh karena itu, bagi sahabat-sahabatku yang minat jadi kordinator untuk wilayahnya masing-masing silahkan hubungi UOL secepatnya agar kita bisa secepatnya membantu bangsa ini keluar dari ketidak-mampuan. Ingat, sebagai kordinator, Anda tentu juga berhak untuk pensiun muda dan kaya-raya!

Salam Indonesia Bangkit!